Jumat, 29 Januari 2010

Sejarah Stasiun Bogor














Sejarah mencatat stasiun kereta api di Buitenzorg (Nama Bogor Tempo Doeloe) dibangun oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Belanda 1872 sebagai stasiun terakhir untuk jalur Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) dan mulai dibuka pada 1873.

Pembukaan jalur ini untuk mempersingkat perjalanan Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) yang saat itu masih menggunakan kereta kuda untuk melayani penumpang.

Semakin meningkatnya jumlah penumpang yang hilir-mudik Bogor-Jakarta (Jakarta-Bogor) maupun sebaliknya diperlukan ruang-ruang lebih besar agar bisa menampung banyak orang.

Maka dari itu, pada 1881 dibangun stasiun baru. Salah satu ruangan di stasiun ini terdapat prasasti yang didirikan pada 1881. Prasasti itu terbuat dari marmer sebagai persembahan karyawan sebagai ucapan selamat pagi terhadap D Marschalk yang memasuki masa pensiun atas jasanya mengembangkan perkeretaapian di Pulau Jawa.

Dari bentuknya saja sudah bisa diprediksi jika bangunan ini adalah bangunan lama. Arsitekturnya pun bergaya Eropa dan berlantai dua dengan hiasan berbagai motif.

Misalnya, motif geometrik awan, kaki-kaki singa dan relung-relung bagian lantai. Sebagiannya dalam kondisi asli alias belum diubah tapi sebagian lainnya sudah direhab keramik. Kusen pintu masuk dan jendelanya masih dalam kondisi utuh dengan gaya khas.

Hal yang menarik dari stasiun ini adalah lapangan yang ada didepannya yang konon bernama Wilhemina Park.

Bangunan itu sendiri luasnya kurang lebih 5.955 m2 yang dibangun di areal lahan seluas 43.267 m2 lokasi tepatnya di Jalan Nyi Raja Permas Kelurahan Cibogor Kecamatan Bogor Tengah.

Sayang keindahan dari Stasiun Bogor sudah tidak terlihat lagi mengingat daerah ini sudah menjadi taman topi.

(penulis dari berbagai sumber)